![]() |
Ilustrasi |
Rasa syukur
yang saya pahami adalah mampu memanfaatkan sesuatu yang dii anugrahkan Tuhan
menurut kehendaknya. Agar sesuatu yang baik akan menjadi lebih baik lagi bagi
yang mensyukurinya, terutama dari segi hakekat, nilai, wujud, dan manfaatnya di
masa yang akan datang.
Menyadari bahwa
kepercayaan yang Tuhan berikan kepada saya merupakan suatu amanah yang harus
saya buktikan secara bertanggung jawab, sementara dukungan moril dan ekonomi
dari saya bisa di bilang 0 %, maklum selama mendapat gelar S.Hi, hidup saya pun
semakin susah seperti gelar yang melekat pada saya, yaitu Susah Hidup (S.hi).
Untuk itu, maka saya harus memikirkan segala sesuatu yang mendukung apa telah
di anugrahkan kepada saya dalam melaksanakan aktivitas perkuliahan. Seperti
SPP, buku-buku dan segala kebutuhan
perkuliahan sebagainya.
Hmmmm, apa
sebelumnya saya orang yang mampu secara ekonomi, tidak juga. Setidak-tidak nya
sebelumnya saya masih mendapat subsidi bulanan dari kampung hehee.
Saya selalu mengibaratkan hidup ini
sebagai perjalanan, kadang kita punya tujuan yang telah kita target, namun di
tengah kita bertemu hal lain yang dapat mengubah target kita. Kemudian kita
sadari, apa yg kita inginkan bukanlah lokasi akhir namun perjalanan dengan
seseorang tersebut.
Manusia punya rencana, Tuhan yang
menentukan. Terkadang kalimat ini di persepsikan untuk memotivasi kita yang
kurang beruntung yang akhirnya dibuat pasrah pada nasib.
Itulah kata
yang memberanikan saya mengambil keputusan untuk melanjutkan kuliah saya ke
jenjang Magister.
Selain itu saya
juga punya beberapa alasan untuk itu. Pertama, dorongan dari nilai keislaman yang
saya serap dari pemahaman Alqur’an bahwa nasib seseorang di tentukan oleh
pribadi yang bersangkutan dan Allah sangat mencintai hambanya yang bekerja
keras dan berjuang dalam menuntut ilmu, serta membebaskan dari segala bentuk
kezaliman. Kedua, adalah terbukanya peluang yang mendorong saya untuk
mensyukurinya, selama kesempatan masih berpihak ke saya, kenapa tidak untuk
memamfaatkannya. Ketiga, adalah mengingat kalo memang biaya (uang) yang menjadi
kendala atau alasan buat saya untuk tidak melanjutkan kuliah lagi, toh apa
bedanya saya sama anak SD, bukankah anak SD juga bisa kuliah dengan
mengandalkan modal atau duit banyak apalagi duit dari orang tuanya. Dan saya sadar
bukan saya saja yang bernasib tidak beruntung, banyak teman-teman di luar sana
seperti saya.
Tumpah semangatku.....
ReplyDeleteHaruku bercampur aduk.. hati tersayat dan merasa kurang. Ketika ku baca motivasi dalam tulisan penamu wahai sahabatku... engkau memang seorang yng telah dipilih...... namun tidak salah kalau engkau ku pilih menjadi sahabat.... 2005 kaos merahmu selalu terbayang. Supel. Frenly. Dan gaya dawa super badboy mu sungguh engkau sosok yg tak bisa aku lupakan.... luar biasa sahabat.......
Hahahaaa memang pujianmu kawan han ek koh
ReplyDeletetq,